Sumber Energi Baru – Tren Industri
Meningkatnya permintaan energi bersih terus mendorong pertumbuhan sumber energi terbarukan. Sumber-sumber ini meliputi tenaga surya, angin, panas bumi, tenaga air, dan biofuel. Meskipun menghadapi tantangan seperti kendala rantai pasokan, kekurangan pasokan, dan tekanan biaya logistik, sumber energi terbarukan akan tetap menjadi tren yang kuat di tahun-tahun mendatang.
Kemajuan teknologi baru telah menjadikan pembangkitan energi terbarukan kenyataan bagi banyak bisnis. Energi surya, misalnya, kini menjadi sumber energi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Perusahaan seperti Google dan Amazon telah membangun pembangkit energi terbarukan mereka sendiri untuk memasok listrik bagi bisnis mereka. Mereka juga memanfaatkan keringanan finansial untuk membuat model bisnis energi terbarukan lebih terjangkau.
Tenaga angin merupakan sumber pembangkit listrik terbesar kedua. Tenaga angin dimanfaatkan oleh turbin untuk menghasilkan listrik. Turbin-turbin tersebut seringkali terletak di daerah pedesaan. Turbin-turbin tersebut dapat menimbulkan kebisingan dan dapat membahayakan satwa liar setempat. Namun, biaya produksi listrik dari tenaga angin dan tenaga surya fotovoltaik kini lebih murah daripada pembangkit listrik tenaga batu bara. Harga sumber energi terbarukan ini juga telah menurun secara substansial selama dekade terakhir.
Pembangkit listrik tenaga hayati juga terus berkembang. Amerika Serikat saat ini menjadi pemimpin dalam pembangkit listrik tenaga hayati. India dan Jerman juga merupakan pemimpin di sektor ini. Pembangkit listrik tenaga hayati mencakup produk sampingan pertanian dan biofuel. Produksi pertanian meningkat di banyak negara dan hal ini mendorong peningkatan produksi energi terbarukan.
Teknologi nuklir juga terus berkembang. Di Jepang, kapasitas nuklir sebesar 4,2 GW diperkirakan akan diaktifkan kembali pada tahun 2022. Di beberapa wilayah Eropa Timur, rencana dekarbonisasi mencakup pembangkit listrik tenaga nuklir. Di Jerman, sisa kapasitas nuklir sebesar 4 GW akan ditutup tahun ini. Rencana dekarbonisasi di beberapa wilayah Eropa Timur dan Tiongkok juga mencakup pembangkit listrik tenaga nuklir.
Permintaan energi diperkirakan akan terus meningkat, dan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon akan terus meningkat. Krisis pasokan energi global telah mendorong diskusi kebijakan seputar energi terbarukan. Banyak negara telah memberlakukan atau sedang mempertimbangkan kebijakan baru untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan. Beberapa negara juga telah memperkenalkan persyaratan penyimpanan untuk energi terbarukan. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan sektor kelistrikan mereka dengan sektor lain dengan lebih baik. Peningkatan kapasitas penyimpanan juga akan meningkatkan daya saing sumber energi terbarukan.
Seiring meningkatnya penetrasi energi terbarukan di jaringan listrik, inovasi akan dibutuhkan untuk mengimbanginya. Hal ini mencakup pengembangan teknologi baru dan peningkatan investasi infrastruktur. Sebagai contoh, Departemen Energi baru-baru ini meluncurkan inisiatif "Membangun Jaringan yang Lebih Baik". Tujuan inisiatif ini adalah untuk mengembangkan saluran transmisi tegangan tinggi jarak jauh yang dapat mengakomodasi peningkatan energi terbarukan.
Selain peningkatan penggunaan energi terbarukan, perusahaan energi konvensional juga akan melakukan diversifikasi untuk memasukkan energi terbarukan. Perusahaan-perusahaan ini kemungkinan juga akan mencari produsen dari Amerika Serikat untuk membantu memenuhi permintaan. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, sektor energi akan terlihat berbeda. Selain perusahaan energi konvensional, semakin banyak kota yang telah mengumumkan target energi bersih yang ambisius. Banyak kota ini telah berkomitmen untuk mendapatkan 70 persen atau lebih listrik mereka dari energi terbarukan.



Waktu posting: 26-Des-2022